Laman

Minggu, 27 April 2014

Inilah Diriku

Nama saya Ahmad Desaili. Sekitar 19 tahun yang lalu, saya di lahirkan ke bumi ini. Saya Anak ke lima dari lima bersaudara dari pasangan Hardiman Sanan selaku ayah dan Nurhayani selaku Ibu. Saudara pertama saya adalah seorang perempuan yang cantik penuh ketegasan dalam bertindak dan pembersih orangnya. Sisanya semuanya adalah laki-laki yang gagah berani . Saya tidak tahu  sebenernya apa nilai yang ada pada diriku ini.
 Yang saya ketahui pada diri ini adalah saya tidak bisa melihat orang yang ada disekitar saya susah. Saya sangat sedih ketika ada disekitar lingkungan saya merasa kesusahan dalam segala urusannya. Jikalau saya mampu dalam menyelesaikan masalah yang ada pada seseorang agar orang tersebut tidak lagi kesusahan, pasti saya akan membantunya. Namun jika saya tidak mampu membantunya, cukuplah saya berdoa kepada Allah Subhanahu wataĆ”la yang dapat membantu dalam segala kesusahan hamba-Nya. Saya pun merasa senang , apabila orang yang ada disekitar saya senang dan mendapatkan sesuatu apa yang dia harapkan. Kehidupan yang ada di dunia ini hanyalah sementara, buat apa bersusah payah mengejar- kejar segala yang ada di bumi ini apabila nantinya semua yang ada dunia ini, di bumi ini tidak berguna bagi kehidupan yang abadi. Kalimat tersebut sangat lah berarti bagi saya untuk menjalani kehidupan didunia ini dengan nilai – nilai yang ada pada diri ini.
 Nilai yang sangat berharga bagi diri adalah selalu bersyukut terhadap nikmat yang diberikan oleh Sang Pencipta dan juga selalu bersabar atas musibah yang menimpa pada diri ini. Saya ingin menjadi orang yang berguna bagi orang – orang yang ada disekitar saya, terutama kepada agama saya. Nilai yang ada pada diri saya salah satunya mungkin saya adalah sesosok yang tidak pernah menyerah dalam menghadapi sesuatu . Alhamdulillah atas bantuan dari Allah, saya bisa kuliah di STAN ini juga Karena kepantangan menyerah diri ini. Mengapa demikian? Sewaktu saya SMA, STAN ini sebenernya bukan tujuan utama saya dan cita-cita saya masuk ke STAN, saya awalnya ingin masuk ke Perguruan Tinggi yang sangat difavoritkan oleh kebanyakan siswa-siswi . yaitu ITB yang ada di bandung. Saya memilih jurusan Pertambangan . saya sudah berangan-angan bisa masuk dan belajar pertambangan disana dan nantinya bekerja dengan mendapatkan penghasilan yang besar. Namun, ketika pengumuman terjadi, waktu itu saya lewat jalur undangan yang disediakan oleh pihak sekolah. 
Dengan membuka websitenya, ternyata saya tidak lulus dan tidak bisa kuliah disana. Aduhai betapa sedihnya hati ini melihat hal tersebut, saya merasa kecewa dan bingung apa yang akan saya lakukan. Akhirnya saya menyadari bahwa Allah bukan memberikan rezeki kepada saya untuk kuliah disana. Saya sadar dan melupakan sejenak kesedihan tersebut dan bertekad untuk mendapatkan yang lebih baik. Saya mengikuti semua tes yang ada dimulai dari sbm, pln, hingga stan .
 Alhamdulillah seluruhnya bisa saya ikuti dan lulus semua, namun allah memberi petunjuk kepada saya agar memilih stan. Karena insyaallah bisa membuat orangtua bangga dan orang yang disekitar saya pun bangga . karena pantang menyerah, semua akan bisa kita dapati dan selalu berusaha jangan pernah mengeluh dengan sesuatu kondisi yang tidak menyenangkan bagi kita. Karena kita tidak mengetahui, apa yang ada dibalik tersebut. Dan saya selalu berusaha tidak mengeluh dengan kondisi yang saya miliki. Berani dalam bertindak , mungkin itu juga yang menjadi nilai diri ini. Saya tidak akan takut gagal karena kita tahu bahwa kegagalan adalah awal suatu kesuksesan , oleh sebab itu saya berani dalam melakukan sesuatu.  Mungkin itulah nilai yang ada pada diriku ini yang penuh dengan kekurangan .